Pelang informasi di Jalan MT Haryono, Kota Bontang, Senin (14/7/2025). Foto Fahrul Razi
BONTANG— Jalan MT Haryono, Kota Bontang sore itu seperti benang kusut. Kendaraan mengular panjang. Motor, mobil, semuanya bergerak pelan. Bahkan lebih banyak diam. Wajah-wajah pengendara terlihat kesal, tapi tak bisa marah. Mereka paham, ini bukan macet biasa.
Senin (14/7), sekira pukul lima sore, antrean kendaraan membentang lebih dari seratus meter. Semua gara-gara proyek drainase. Pemerintah Kota Bontang sedang mempercantik wajah kota. Tapi, seperti pepatah lama: demi cantik, kadang harus sedikit sakit.
Wati, pengendara motor yang tiap hari lewat jalan itu, hanya bisa menghela napas.
“Kalau tidak hati-hati, bisa celaka,” katanya kepada Pranala.co. “Kadang ada material proyek berserakan di tengah jalan. Batu, pasir, potongan kayu. Bisa bikin ban motor selip.”
Ia juga mengeluhkan sempitnya jalan. Apalagi jika ada mobil dari arah berlawanan. Salah-salah bisa saling serempet.
Hadi, pengendara lain, lebih tajam kritiknya. Ia mengaku heran dengan cara pengalihan arus yang diterapkan. Menurutnya, rambu-rambu hanya sekadar formalitas.
“Kalau memang dilarang lewat, ya ditutup sekalian. Ini mah cuma pasang papan. Masih bisa ditembus. Bahaya!” keluhnya.
Joko, warga yang rumahnya hanya lima meter dari lokasi proyek, sudah hafal jam-jam neraka.
“Macetnya kalau pagi jam 6.30 sampai 7.30. Sore jam 4 sampai 5. Itu pasti parah. Karena orang berangkat dan pulang kerja, sama antar jemput sekolah,” ujar Joko.
Ia berharap ada solusi dari Dinas Perhubungan. Bukan untuk menghentikan proyek—karena ia pun setuju drainase itu perlu. Tapi setidaknya ada pengaturan lalu lintas yang lebih manusiawi saat jam-jam sibuk.
“Kalau bisa, jam segitu ada petugas jaga. Atau buka-tutup jalur. Biar ngga saling berebut jalan.”
Proyek drainase ini mungkin akan selesai dalam beberapa minggu. Tapi kesabaran warga bisa habis kapan saja. Ini ujian kecil dari pembangunan. Ujian yang hanya bisa dilalui dengan manajemen lalu lintas yang cerdas. Dan sedikit, sangat sedikit, empati kepada pengendara yang setiap hari harus berjibaku dengan macet.
Karena di balik drainase yang lebih baik, seharusnya ada perjalanan yang lebih lancar—bukan sebaliknya. [PRA/FR]
Contains information related to marketing campaigns of the user. These are shared with Google AdWords / Google Ads when the Google Ads and Google Analytics accounts are linked together.
90 days
__utma
ID used to identify users and sessions
2 years after last activity
__utmt
Used to monitor number of Google Analytics server requests
10 minutes
__utmb
Used to distinguish new sessions and visits. This cookie is set when the GA.js javascript library is loaded and there is no existing __utmb cookie. The cookie is updated every time data is sent to the Google Analytics server.
30 minutes after last activity
__utmc
Used only with old Urchin versions of Google Analytics and not with GA.js. Was used to distinguish between new sessions and visits at the end of a session.
End of session (browser)
__utmz
Contains information about the traffic source or campaign that directed user to the website. The cookie is set when the GA.js javascript is loaded and updated when data is sent to the Google Anaytics server
6 months after last activity
__utmv
Contains custom information set by the web developer via the _setCustomVar method in Google Analytics. This cookie is updated every time new data is sent to the Google Analytics server.
2 years after last activity
__utmx
Used to determine whether a user is included in an A / B or Multivariate test.
18 months
_ga
ID used to identify users
2 years
_gali
Used by Google Analytics to determine which links on a page are being clicked
30 seconds
_ga_
ID used to identify users
2 years
_gid
ID used to identify users for 24 hours after last activity
24 hours
_gat
Used to monitor number of Google Analytics server requests when using Google Tag Manager
Tidak ada komentar