Seminar Parenting Club Ayah dalam menciptakan ketahanan keluarga.SANGATTA – Peran ayah dalam keluarga kembali disorot. Lewat seminar bertajuk “Gerakan Ayah Teladan untuk Indonesia”, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kalimantan Timur bersama Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, mendorong keterlibatan ayah secara aktif dalam pengasuhan anak.
Acara berlangsung Senin (14/7/2025) di ruang rapat Kantor DPPKB Kutim, Sangatta. Sebanyak 50 orang ayah dari berbagai latar belakang hadir dan terlibat langsung dalam diskusi hangat seputar pengasuhan dan ketahanan keluarga.
“Kami ingin membangun ketahanan keluarga yang kuat. Ayah harus jadi pemimpin, teladan, sekaligus pemberi arah dalam tumbuh kembang anak,” tegas Kepala DP3A Kaltim, Noryani Sorayalita.
Menurut Sorayalita, peran ayah selama ini masih dipandang sebatas pencari nafkah. Padahal, pengasuhan anak perlu keterlibatan emosional dari kedua orang tua.
“Ini bukan soal membagi tugas rumah tangga. Tapi soal berbagi peran secara setara antara ayah dan ibu,” ujarnya.
Seminar ini merupakan bagian dari program nasional GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) yang digagas Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) RI. Tujuannya, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kehadiran ayah dalam mendampingi tumbuh kembang anak.
Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, mengajak para ayah untuk mulai dari hal-hal sederhana. Salah satunya: mengantar anak ke sekolah di hari pertama.
“Itu hal kecil, tapi membekas dalam ingatan anak. Kenangan seperti ini bisa jadi inspirasi bagi ayah-ayah lain,” katanya.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang. Di antaranya, perwakilan DP3A Kaltim, Aris Ananta dari BKKBN Kaltim, hingga kepala sekolah dari SMP IT Balikpapan Islamic School.
Mereka membahas berbagai topik, mulai dari strategi pengasuhan anak, membangun ketahanan keluarga, hingga sinergi antar lembaga dalam mendukung program parenting berbasis peran ayah.
Melalui seminar ini, pemerintah ingin membuka ruang dialog antarayah dalam keluarga. Bukan hanya soal kehadiran fisik, tapi kehadiran yang menyentuh batin dan penuh keteladanan.
“Semoga para ayah di Kutim bisa menjadi teladan, bukan hanya bagi anak-anaknya, tapi juga bagi lingkungan sekitar,” harap Sorayalita.
Tidak ada komentar