Mereka melakukan pengawasan terpadu terhadap peredaran beras yang diduga tak sesuai standar.
“Pengawasan ini sebagai tindak lanjut dari pemberitaan yang sudah viral,” ujar Asep Nuzuludin, Koordinator Tim 1 sekaligus Plt Kabid Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Disdag Kaltim.
Dalam kegiatan tersebut, tim mengambil sejumlah sampel beras dari berbagai titik. Sampel itu langsung dikirim ke UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) untuk diuji.
Tujuannya jelas: memastikan apakah beras yang dijual benar-benar berlabel premium atau justru hasil oplosan.
“Kami tidak bisa menyatakan beras itu premium atau tidak hanya dari tampilan. Harus berdasarkan uji laboratorium,” tegas Asep.
Ia menyebut, klasifikasi beras—baik premium maupun medium—harus memenuhi parameter teknis tertentu. Dan itu hanya bisa dibuktikan lewat uji laboratorium, bukan asumsi mata telanjang.
Hasil awal di lapangan belum menunjukkan adanya pencampuran beras atau pengemasan ulang. Namun, Asep menyebut tim menemukan beberapa pelanggaran teknis lain.
“Yang kami temukan justru berat isi kemasan yang tidak sesuai. Itu sudah kami tindaklanjuti ke pelaku usaha,” ujarnya.
Meski isu beras oplosan ramai diperbincangkan, Asep memastikan belum ada satu pun temuan resmi di Balikpapan atau wilayah Kaltim lainnya.
“Selama ini belum pernah ada temuan beras oplosan secara resmi di Kaltim. Tapi karena isu ini ramai, kami perlu klarifikasi teknis di lapangan,” jelasnya.
Asep juga menjelaskan bahwa pengawasan semacam ini bukan hanya insidental, melainkan kegiatan rutin. Biasanya dilakukan satu atau dua kali dalam setahun, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Setelah Balikpapan, pengawasan akan berlanjut ke daerah lain.
“Tahun ini, tahap pertama kami lakukan di Samarinda. Untuk tahap berikutnya direncanakan di Kabupaten Paser, jelang akhir tahun,” pungkasnya.
Contains information related to marketing campaigns of the user. These are shared with Google AdWords / Google Ads when the Google Ads and Google Analytics accounts are linked together.
90 days
__utma
ID used to identify users and sessions
2 years after last activity
__utmt
Used to monitor number of Google Analytics server requests
10 minutes
__utmb
Used to distinguish new sessions and visits. This cookie is set when the GA.js javascript library is loaded and there is no existing __utmb cookie. The cookie is updated every time data is sent to the Google Analytics server.
30 minutes after last activity
__utmc
Used only with old Urchin versions of Google Analytics and not with GA.js. Was used to distinguish between new sessions and visits at the end of a session.
End of session (browser)
__utmz
Contains information about the traffic source or campaign that directed user to the website. The cookie is set when the GA.js javascript is loaded and updated when data is sent to the Google Anaytics server
6 months after last activity
__utmv
Contains custom information set by the web developer via the _setCustomVar method in Google Analytics. This cookie is updated every time new data is sent to the Google Analytics server.
2 years after last activity
__utmx
Used to determine whether a user is included in an A / B or Multivariate test.
18 months
_ga
ID used to identify users
2 years
_gali
Used by Google Analytics to determine which links on a page are being clicked
30 seconds
_ga_
ID used to identify users
2 years
_gid
ID used to identify users for 24 hours after last activity
24 hours
_gat
Used to monitor number of Google Analytics server requests when using Google Tag Manager
Tidak ada komentar