KUTIM — Harusnya perjalanan cukup satu jam. Tapi masyarakat Desa Kadungan Jaya dan Pelawan masih harus menunggu berjam-jam untuk menyeberang sungai menggunakan feri tradisional.
Padahal sejak 2014, pemerintah sudah membangun Jembatan Sungai Nibung di wilayah perbatasan Kecamatan Kaubun dan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur.
Namun hingga kini, jembatan sepanjang 200 meter itu belum juga rampung.
Gubernur Kalimantan Timur,Rudy Mas’ud (Harum), langsung menyaksikan kondisi itu saat kunjungan kerjanya ke wilayah utara Kaltim, Senin (14/7/2025).
Ia menyeberang dengan kapal feri di Pelabuhan GM, Kaubun, sebelum meninjau langsung progres Jembatan Sungai Nibung.
“Kita prihatin ya. Masyarakat masih antre menyeberang, padahal jembatannya sudah dibangun tapi belum selesai juga,” kata Gubernur Harum.
Ia menegaskan, infrastruktur seperti Jembatan Sungai Nibung adalah kunci utama pemerataan ekonomi dan efisiensi distribusi barang dan jasa di kawasan utara Kaltim.
“Sayang uang rakyat. Sudah dibangun sejak 2014 tapi belum bisa dimanfaatkan. Kami dorong tahun ini harus tuntas,” tegasnya.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, yang turut mendampingi, juga menyuarakan komitmennya.
Menurutnya, pemerintahan Harum-Seno akan terus memperjuangkan penyelesaian infrastruktur vital, khususnya jalan dan jembatan yang menyangkut hajat hidup masyarakat.
“Ini bukan janji. Kami ingin masyarakat benar-benar merasakan hasil pembangunan. Tolong dukung bersama,” ucap Seno.
Ia meyakini, jika jembatan selesai, akses dari Kutai Timur ke wilayah Kabupaten Berau akan jauh lebih mudah. Waktu tempuh bisa memangkas hingga 3 jam.
“Transportasi lancar, ekonomi pasti ikut naik. Hasil ikan dari Talisayan dan Biduk-Biduk bisa lebih cepat sampai,” lanjutnya.
Kepala Dinas PUPR-Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, memaparkan bahwa Jembatan Sungai Nibung sangat strategis.
Jembatan ini akan menghubungkan Desa Kadungan Jaya di Kaubun dengan Kecamatan Karangan, sekaligus membuka akses ke Batu Putih dan Talisayan di Kabupaten Berau.
“Jika selesai, jalur ekonomi akan terbuka lebar. Mobilitas masyarakat, logistik, hingga sektor perikanan akan terbantu,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa jembatan ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi aset penting untuk masa depan ekonomi lintas kabupaten.
Gubernur Kaltim berharap semua pihak—baik pusat, daerah, maupun kontraktor—bisa bergotong royong menyelesaikan pembangunan jembatan ini.
“Tidak ada waktu lagi. Jembatan ini harus jadi. Jangan sampai tahun ke-11 masyarakat masih antre feri,” pungkasnya.
Tidak ada komentar