Potong Rambut, Potong Masa Lalu: Kisah Haru di Lapas Bontang

Redaksi Kaltimdaily
2 Jul 2025 20:52
2 menit membaca

BONTANG — Tak ada suara mesin potong rambut pagi itu. Hanya semangat yang mengalir dari mata dua puluh warga binaan. Mereka bukan antre narapidana. Mereka calon tukang cukur.

Rabu pagi, (2/7/2025), ruang bimbingan kerja di Lapas Kelas IIA Bontang berubah jadi kelas barbershop. Bukan untuk gaya. Tapi untuk masa depan.

Pelatihan itu dibuka langsung oleh Kepala Lapas, Suranto. Ia datang tidak sendiri. Bersama jajaran: Edy Ja’ang (Kasubbag TU), Adi Sukatno (Kepala Seksi Kegiatan Kerja), dan Sarifudin (Kasubsi Bimkemaswat). Turut mendampingi juga tim dari LPK Rika, yang akan jadi guru mereka.

“Pelatihan ini bukan soal rambut. Tapi soal harapan,” kata Suranto dalam sambutannya. Kalimatnya pendek. Tapi penuh makna.

Suranto ingin, kelak, saat mereka keluar dari balik tembok jeruji, mereka tidak lagi bergantung. Setidaknya, bisa mandiri. Bisa buka jasa cukur. Bisa bangkit.

Materi pelatihan pun lengkap. Mulai dari cara memegang gunting yang benar, teknik memotong rambut sesuai bentuk kepala, hingga etika melayani pelanggan. Tidak ketinggalan: praktik langsung.

Tidak semua peserta bisa lulus. Tapi yang lulus akan dapat sertifikat resmi. Tanda bahwa mereka pernah belajar. Pernah berubah.

Pelatihan ini bukan yang pertama. Tapi Suranto ingin bukan yang terakhir. Ia percaya, dari tangan yang dulu pernah berbuat salah, masih bisa lahir sesuatu yang benar: keahlian, keterampilan, pekerjaan halal.

“Kami ingin mereka pulang ke masyarakat dengan sesuatu. Bukan sekadar bebas, tapi siap,” ujarnya.

Dan benar, di tengah jeruji itu, ada satu ruang yang tidak dikunci: ruang untuk berubah. [RIL]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *