BALIKPAPAN — Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, menegaskan bahwa saat ini adalah momen tepat bagi daerahnya untuk mulai meninggalkan ketergantungan pada batu bara.
Pesan itu disampaikan saat menghadiri peresmian Export Center Balikpapan dan Batam yang digelar di Gedung Galeri UMKM Balikpapan, Jumat (1/8/2025).
“Ini langkah strategis. Kita harus memperkuat ekonomi kerakyatan, dorong UMKM agar mampu bersaing di pasar global,” kata Rudy dalam sambutannya.
Ia menyampaikan apresiasi kepada Menteri Perdagangan atas perhatian besar pemerintah pusat terhadap penguatan ekonomi daerah. Menurutnya, kehadiran Kemendag dalam acara ini membuktikan komitmen nyata pusat membangun fondasi ekspor berbasis pelaku usaha lokal.
Rudy tak menampik, saat ini 71 persen ekonomi Kaltim masih bergantung pada batu bara. Bahkan, 60 persen produksi nasional berasal dari provinsi ini. Tapi ia sadar, sumber daya itu tak akan abadi.
“Harga batu bara terus turun. Ini jadi alarm. Kita butuh transformasi menuju ekonomi hijau dan biru,” tegasnya.
Ia menyebutkan Kaltim punya potensi besar: 12,5 juta hektare kawasan hutan, dan lebih dari 1.500 jenis flora dan fauna. Sektor perkebunan sawit juga masih bisa dimaksimalkan. Dari 3 juta hektare lahan, baru separuh yang produktif.
“Kalau kita dorong dengan pendekatan keberlanjutan, ini bisa jadi andalan baru ekonomi Kaltim,” jelas Rudy.
Transformasi ekonomi ini, lanjutnya, tak bisa dilakukan tanpa melibatkan UMKM dan IKM. Produk-produk lokal perlu masuk ke pasar ekspor dengan nilai tambah lebih tinggi.
Karena itu, kehadiran Export Center Balikpapan dinilai sangat strategis. Bukan hanya tempat pelatihan, tapi juga pusat kurasi produk ekspor unggulan Kalimantan Timur.
“Ini bagian dari membangun ekosistem ekspor non-migas dan non-batu bara. UMKM kita harus naik kelas,” kata Rudy.
Rudy menyebut sejumlah komoditas lokal yang sudah dilirik pasar luar negeri. Mulai dari udang windu organik, ikan segar, kepiting, hingga kerang.
“Khusus kerang, tiap hari Balikpapan ekspor 5 sampai 8 ton ke Singapura. Tapi masih lewat Jakarta,” ungkapnya.
Untuk itu, Rudy berharap pemerintah pusat membantu membuka jalur ekspor langsung dari Balikpapan ke Singapura dan Hong Kong.
“Kalau jalur langsung dibuka, biaya jadi lebih murah. Daya saing meningkat,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Rudy menegaskan bahwa Kalimantan Timur siap berubah. Transformasi ekonomi bukan lagi pilihan, tapi keharusan.
“Kita tidak bisa bertumpu pada sumber daya alam tak terbarukan. Kita harus gesit. Export Center ini adalah lokomotif baru,” tegasnya. (SR)
Tidak ada komentar