Menag Sambut Tahun Baru Islam 1447 H: Mari Hijrah, Bukan Sekadar Berpindah Waktu

Redaksi Kaltimdaily
27 Jun 2025 00:01
2 menit membaca

KALTIM — Umat Islam akan menyambut Tahun Baru 1447 Hijriah pada 27 Juni 2025. Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh umat Muslim di Tanah Air.

Dalam pernyataannya, Menag menekankan pentingnya makna hijrah—bukan hanya sebagai perpindahan tempat, tetapi juga sebagai perubahan arah hidup yang lebih baik.

Hijrah: Dari Sejarah Menuju Spirit Zaman
Tahun Baru Hijriah diambil dari momen bersejarah hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah lebih dari 14 abad lalu. Peristiwa ini bukan hanya tonggak sejarah, tapi juga awal dari dakwah Islam yang menyebar luas ke seluruh dunia.

“Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tapi berpindah arah. Dari gelap ke terang. Dari stagnan ke tumbuh. Dari biasa-biasa saja ke luar biasa,” ujar Menag, Kamis (26/6/2025).

Ia mengutip Surah At-Taubah ayat 20, yang menyebutkan bahwa orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa adalah mereka yang paling tinggi derajatnya di sisi-Nya.

Berbeda dari tahun baru masehi, Tahun Baru Islam hadir dalam kesederhanaan dan perenungan. Ia datang tanpa kembang api. Tapi penuh zikir dan refleksi.

“Di sinilah kekuatannya. Perubahan besar sering dimulai dari perenungan yang hening,” kata Menag.

Ia mengajak umat Islam untuk merenungkan: sejauh mana hijrah kita membawa perubahan makna dalam hidup? Apakah Islam sudah kita wujudkan dalam kejujuran, kasih sayang, dan tindakan nyata?

Menag juga menyinggung tentang berbagai tradisi lokal yang ikut merayakan Muharam. Seperti Tabuik di Pariaman, Grebeg Suro di Jawa, hingga doa bersama di kampung-kampung.

Menurutnya, tradisi ini membuktikan bahwa Islam dan budaya Nusantara tidak bertentangan, melainkan saling memperkaya.

“Islam kita adalah Islam yang membumi. Islam yang wangi, tanpa kehilangan kemurniannya,” tegasnya.

Di akhir pesannya, Menag mengajak seluruh umat Islam untuk menyambut Tahun Baru Hijriah dengan tiga sikap utama: Bersyukur – karena masih diberi umur dan kesempatan. Berhijrah – karena stagnasi adalah musuh kemajuan. Berkontribusi – karena iman sejati harus tampak dalam tindakan.

“Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Semoga hijrah kita bukan hanya berpindah waktu, tapi berpindah kualitas hidup,” tutupnya. [RE]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *