5 Keutamaan Puasa Muharram, Ibadah Sunnah di Awal Tahun Hijriah

Redaksi Kaltimdaily
4 Jul 2025 01:41
RAGAM 0
2 menit membaca

SAMARINDA – Memasuki tahun baru hijriah, umat Islam dianjurkan menunaikan ibadah sunnah puasa Muharram. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan dan langsung dianjurkan oleh Rasulullah SAW dalam sejumlah hadits sahih.

Puasa Muharram dilaksanakan pada bulan pertama dalam kalender Islam, khususnya pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Tanggal 10 dikenal sebagai hari Asyura, sedangkan tanggal 9 disebut Tasu’a, dan tanggal 11 menjadi pelengkap.

Dalam artikelnya yang dimuat di NU Online, Senin (1/7/2025), Ustadz Ahmad Muntaha merangkum lima keutamaan utama dari ibadah puasa Muharram, berikut ulasannya:

1. Pahalanya Setara Puasa 30 Hari

Satu hari berpuasa di bulan Muharram setara dengan puasa selama 30 hari. Keutamaan ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani dari Ibnu Abbas RA.

Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa.”

2. Puasa Terbaik Setelah Ramadhan

Dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah menyebutkan bahwa puasa Muharram adalah puasa paling utama setelah Ramadhan.

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”

3. Berpuasa di Bulan yang Dimuliakan Allah

Muharram termasuk dalam empat bulan mulia dalam Islam, bersama Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak puasa di keempat bulan tersebut.

Hadits riwayat Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah menyebutkan:

“Puasalah bulan sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia.”

4. Menghapus Dosa Setahun Lewat Puasa Asyura

Hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram memiliki keutamaan luar biasa. Puasa di hari ini menghapus dosa setahun yang telah lewat, sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Qatadah.

“Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat.”

5. Membedakan Diri dari Kaum Yahudi

Puasa pada 9 dan 11 Muharram dianjurkan sebagai pelengkap puasa Asyura. Ini menjadi pembeda umat Islam dari kaum Yahudi yang juga berpuasa di tanggal 10 Muharram.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Abbas:

“Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah sehari sebelum atau sesudahnya.”

Tiga Tingkatan Puasa Asyura

Mengutip Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bâri, ada tiga tingkatan puasa Asyura:

  • Puasa hanya pada tanggal 10 Muharram.
  • Puasa tanggal 9 dan 10 Muharram.
  • Puasa tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.

Ustaz Ahmad Muntaha menegaskan, Rasulullah SAW di akhir hayatnya lebih memilih cara yang membedakan umat Islam dari ritual ibadah agama lain, termasuk dalam praktik puasa ini.

[NU/RE]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *