Harga Bitcoin Terjun Bebas

Redaksi Kaltimdaily
26 Jun 2025 10:31
2 menit membaca

KALTIM – Harga Bitcoin kembali melemah tajam di awal pekan. Serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran memicu kepanikan pasar, memperbesar kekhawatiran konflik kawasan Timur Tengah bakal memanas.

Mengutip Investing.com, Senin, 23 Juni 2025, Bitcoin turun 1,3 persen ke level USD101.501,8. Penurunan ini terjadi setelah sempat anjlok ke USD99.000 pada akhir pekan lalu.

Ini merupakan penurunan signifikan, mematahkan kisaran perdagangan Bitcoin yang sebelumnya stabil di USD103.000–USD108.000 sepanjang Juni. Meski begitu, Bitcoin masih berhasil bertahan di atas USD100.000.

Pelemahan tidak hanya terjadi pada Bitcoin. Pasar kripto secara umum juga mengalami tekanan. Para investor memilih keluar dari aset berisiko dan masuk ke dolar AS sebagai aset aman.

Langkah ini diambil menyusul serangan militer AS yang menghantam tiga situs nuklir utama Iran. Presiden Donald Trump mengklaim fasilitas tersebut telah “dihancurkan total”.

Namun, klaim Trump belum bisa diverifikasi. Badan Pengawas Nuklir PBB juga menyatakan tidak ada peningkatan radiasi yang terdeteksi di area sekitar lokasi serangan.

Iran mengecam keras serangan tersebut dan memperingatkan akan melakukan pembalasan besar. Media lokal melaporkan Iran bahkan bisa memblokir Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia.

Ketegangan geopolitik ini mendorong harga minyak mentah melonjak pada perdagangan Senin. Lonjakan harga minyak memicu kekhawatiran akan inflasi energi, yang berpotensi membuat suku bunga global tetap tinggi dalam waktu lebih lama.

Meskipun aset kripto tidak secara langsung terikat dengan indikator ekonomi seperti suku bunga, sifat spekulatifnya membuatnya sangat rentan terhadap gejolak sentimen pasar.

Pekan lalu, pernyataan bernada hawkish dari Federal Reserve juga ikut menekan pasar kripto. Pasar kini mewaspadai jika suku bunga acuan AS akan tetap tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

Fokus pelaku pasar pekan ini juga tertuju pada kesaksian Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres yang dijadwalkan mulai Selasa (24/6).

Arah kebijakan moneter AS ke depan masih menjadi penentu utama sentimen pasar kripto. Jika suku bunga masih dipertahankan tinggi, tekanan terhadap aset digital kemungkinan akan berlanjut. [JUN]

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *